Sifat Ini yang Harus Dihindari Agar Pahala Puasa Tidak Berkurang

Menjalankan ibadah puasa pada bulan suci Ramadan tentu tidak hanya sekedar bersusah payah menahan haus dan lapar saja . Seringkali manusia sebagai makhluk sosial bertindak berlebihan dalam menyikapi sesuatu.

Ada beberapa hal yang bisa membuat kita kehilangan pahala puasa karena perilaku dan kesalahan yang sengaja kita perbuat. Beberapa dosa ini juga sering dilakukan karena dianggap sepele dan tidak berbahaya.Padahal jika kita berpikir secara mendalam, misalnya saat kita berkata ghibah dan dusta maka akan mengurangi dan menghilangkan pahala puasa sebagaimana disebutkan Allah dalam surah Al- Hujurat ayat 11 :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّن قَوْمٍ عَسَىٰٓ أَن يَكُونُوا۟ خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَآءٌ مِّن نِّسَآءٍ عَسَىٰٓ أَن يَكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّ ۖ وَلَا تَلْمِزُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا۟ بِٱلْأَلْقَٰبِ ۖ بِئْسَ ٱلِٱسْمُ ٱلْفُسُوقُ بَعْدَ ٱلْإِيمَٰنِ ۚ وَمَن لَّمْ يَتُبْ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلظَّٰلِمُونَ


Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.

Ayat tersebut berisi larangan untuk membenci, meremehkan dan mengolok-olok orang lain. Sebab, mereka yang dibenci bisa jadi lebih baik daripada membenci.

Bahkan dalam hadis Rasulullah bersabda:
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

Artinya, “Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan dusta, maka Allah tidak peduli dia telah meninggalkan makanan dan minumannya.” (HR.Bukhari).

Khususnya di bulan suci Ramadan agar kita senantiasa menjaga diri dari perbuatan tangan dan perkataan yang tidak baik seperti ghibah dan dusta. Sebagaimana Nabi saw bersabda terkait ghibah:

“Tahukah kamu, apa itu ghibah?” Para sahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.” Kemudian Beliau bersabda, “(Ghibah yaitu) kamu membicarakan (menyebut-nyebut) saudaramu atas hal-hal yang tidak disukainya (dibencinya).”

Ditanyakan kepada Rasulullah, “Lalu bagaimana jika apa yang aku bicarakan itu memang benar ada pada diri saudaraku?” Rasulullah saw berkata, “Jika apa yang kamu bicarakan itu memang ada pada diri saudaramu, maka kamu telah menggunjingnya. Dan jika yang kamu bicarakan itu tidak ada pada diri saudaramu, maka kamu telah berbuat kedustaan (kebohongan) terhadapnya.” (HR Muslim).

Di jaman ini ghibah sekarang banyak melalui tangan dengan tulisan-tulisan yang dipublikasikan di media sosial . Ini merupakan salah satu bentuk ghibah yang telah disebutkan dalam hadis nabi : ” Yang disebut dengan muslim sejati adalah orang yang selamat orang muslim lainnya dari lisan dan tangannya .” (HR. Bukhari dan Muslim).

Oleh karena itu hendaknya tangan kita senantiasa menulis atau memposting hal yang baik-baik saja atau yang bebas dari ghibah dan dusta karena dapat menghilangkan pahala puasa kita.

Disampaikan oleh Dr KH Syamsul Bahri Abd Hamid Lc MA (Sekertaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulsel dan Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Cokroaminoto Makassar) saat mengisi ceramah tarwih di Masjid Jami Nurul Hidayah Jln Perintis Kemerdekaan Makassar pada Rabu 20 Maret 2024.

Pos terkait

banner 300600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *