MAKASSAR– Calon pasangan Indira Yusuf Ismail di Pilwali Makassar mulai mengerecut. Bukan berasal dari birokrat atau pengusaha, tapi pengurus partai besar di Sulsel.
Kriteria pasangan Indira Jusuf Ismail disampaikan langsung Walikota Makassar Moh Ramdhan Pomanto. Danny yang juga suami Indira itu bahkan menyebut jika saat ini tinggal dua nama yang sementara dalam pertimbangan sebelum diputuskan.
Ada (calon pasangan) dari parpol, dua nama sementara (mencuat),” kata Danny kepada wartawan di kediamannya Jl Amirullah, Senin 17 Juni 2024.
Danny menyampaikan, kedua nama tersebut berasal dari gerbong parpol besar. “Partai besar. Dari struktur partai,” jawab Danny saat ditanya terkait dua figur calon pasangan Indira.
Kendati demikian, Danny masih merahasiakan kedua nama tersebut yang akan menjadi partner istrinya dalam Pilwali Makassar.
“Dua nama ini baru mau saya survei. Tapi yang berminat saya pikir yang sudah bagus kondisinya itu dua nama itu,” tuturnya.
Meski tidak menyebut nama politisi secara langsung yang bakal jadi pasangan Indira. Namun, nama Ketua Fraksi Golkar Rahman Pina sangat dekat dengan Indira akhir- akhir ini. Kebersamaan Indira dengan Rahman Pina makin intens menjelang Pilwali Makassar.
Kedekatan keduanya bahkan kerap ditunjukkan secara terbuka ke publik seakan mengaminkan keinginan warga agar bisa berpasangan 27 November 2024 mendatang. Sejumlah momen kebersamaan Rahman Pina dan Indira pun menghebohkan publik.
Rahman Pina yang dikonfirmasi terkait pernyataan Danny mengaku, dirinya dengan Danny dan Indira sudah satu frekuensi. Kemungkinan untuk berpasangan dengan Indira di Pilwali sangat terbuka. Hanya saja, hasil survey dan kesepakatan parpol yang akan menentukan.
“Dalam beberapa kali komunikasi, baik dengan pak wali maupun ibu Indira, frekuensi kami sama. Acuannya adalah survey dan kesepakatan parpol. Harus diakui, trend survey bu Indira belakangan naik tajam,” kata Rahman Pina, Rabu 19 Juni 2024.
“Jika nantinya survey Indira terus naik, sementara saya ataupun yang lain rendah, maka harus realistis. Menerima jadi wakil atau saya tetap melanjutkan tugas saya di DPRD Sulsel. Masih ada waktu 1-2 bulan ke depan untuk menggenjot kenaikan survey,” sambung mantan anggota DPRD Makassar dua periode itu.
Saat ini, Rahman Pina mengaku masih mempertimbangkan semua kemungkinan, termasuk menerima sebagai calon wakil walikota. Hanya saja, semua itu harus berdasarkan kalkulasi matang.
“Dalam politik, apalagi Pilkada, tidak boleh larut dalam euforia keyakinan menang tanpa data. Caranya ya lewat survey. Bagi saya, maju itu adalah kalkulasi menang. Kalau maju jadi calon 01 dan bisa menang, bismillah. Tapi kalau tidak, pada saatnya nanti saya akan sampaikan,” ungkap politisi sederhana dan merakyat itu.
Pada saatnya Rahman Pina akan berkomunikasi dengan Ketua Golkar Makassar Munafri Arifuddin alias Appi terkait peluang keduanya. Hanya saja kata dia, kader Golkar yang berpeluang menang yang harus didorong untuk maju.
“Saya juga akan diskusi dengan pak Appi, bagaimana peluang menang jika dia yang maju atau saya. Semua nanti akan kita bicara. Sekarang sama sama berjuang dulu. Cuma memang sekarang, pandangan saya dengan bu Indira punya kesamaan. Bahwa Makassar ini butuh pemimpin yang bisa melanjutkan apa yang sudah baik sekarang. Bukan yang baru mau coba coba,” kata Rahman Pina.
Meski demikian, Rahman Pina mengaku, sangat realistis dengan posisinya di Pilwali Makassar. Ia pun akan menentukan sikap apakah menerima sebagai calon wakil walikota atau tetap melanjutkan tugas di DPRD Sulsel.