Tugas Ku Ibadah Ku, Doktrin Petugas Haji Indonesia Melayani Jamaah 

Mekkah ,- Doktrin Petugas Haji Indonesia Tugas Ku Ibadah Ku. Doktrin ini dipegang kuat oleh petugas haji selama melaksanakan tugas mulai di Embarkasi tempat pemberangkatan, di tanah suci sampai kembali ke tanah air.

Petugas Haji Kloter 37  embarkasi makassar Usman Sofian mengatakan 

” kami ditekankan meskipun berangkat ke tanah suci dalam rangka ibadah, tapi nomor satu adalah tugas dan pelayanan. Jika dipersentase 60 persen bahkan 70 persen tugas pelayanan, 30 persen ibadah ” ujar Usman Sofian Petugas Haji Daerah yang bertugas di Kloter 37 UPG Embarkasi Makassar, Sulawesi Selatan

Pak Said Didu perlu melihat secara utuh bagaimana petugas melayani para jamaah, jika perlu sekali-kali menjadi petugas haji bagian lapangan. Dan tahu petugas haji itu banyak jenis tugas. Ini sekaligus menanggapi banyaknya sorotan masyarakat terhadap pelaksanaan ibadah haji.

Karena ini ibadah tidak perlu kami menyampaikan bagaimana petugas haji boleh dikata 24 jam bertugas urusan jamaah kesasar, pedis manisnya makanan, membantu jamaah berkomunikasi dengan keluarga di tanah air, demikian juga bagaimana tenaga kesehatan merawat para jamaah yang sakit terutama lansia, melebihi seperti merawat keluarga sendiri.

Sebelumnya Petugas haji Indonesia menuai kritik, mereka disebut asyik shoping ketimbang mengurusi jemaah haji. Hal itu pun ditanggapi Muhammad Said Didu.

Eks Sekretaris Badan Usaha Milik Negara itu mengatakan memang sulit mengharapkan petugas haji di Indonesia. Untuk bisa melayani jemaah haji. 

Didu menyebut, ada sejumlah faktor yang memengaruhinya. Salah satunya karena para petugas haji merupakan orang terdekat tokoh di daerah.

“Karena rata-rata yang ditunjuk jadi petugas haji adalah tokoh atau keluarga tokoh di daerah,” ucapnya.

Menanggapi Hal tersebut Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Selatan, H. Haidar Majid  ikut berkomentar dan mengungungkan apresiasinya atas layanan yang diberikan Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) selama ia melaksanakan ibadah haji.

Ungkapan tersebut disampaikan Haidar melalui pesan WhatsApp ketika diminta tanggapannya mengenai layanan yang ia terima, khususnya pada saat berada di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna).

Diceriterakan Sekretaris Partai Demokrat Sulsel ini, bahwa ketika akan menuju Arafah, dirinya menyiapkan perbekalan air dan makanan yang lumayan banyak, mengingat informasi yang diterima bahwa sulit mendapatkan air minum disana, bahkan tenda pun tidak ada, khususnya di Muzdalifah.

“Masya Allah, setiba di Arafah, saya jadi takjub. Bayangan akan makanan dan minuman yang pas-pasan ternyata berbalik 180 derajat. Makanan dan minuman datang silih berganti, bahkan diluar dugaan, kami juga sempat kebagian ice cream. Pun ketika kami akan meninggalkan Arafah, jamaah masih sempat dibekali makanan yang jumlahnya tidak sedikit,” ungkapnya.

Pos terkait

banner 300600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *