MAKASSAR,- Sudah Empat tahun berlalu banjir bandang yang menimpa Kecamatan Masamba, Desa Malimbu kecaamtan Sabbang dan Desa Radda Kecamatan Baebunta Kabupaten Luwu Utara tepatnya pada 13 Juli 2024. Menurut catatan BNPB Banjir bandang itu menelan korban jiwa yang meninggal dunia berjumlah 36 orang, 40 orang hilang, luka-luka 58, dan total korban terdampak 3.627 KK atau 14.483 jiwa.
Banjir bandang tersebut juga menyebabkan kerusakan berbagai fasilitas yang meliputi sembilan unit sekolah, 13 unit rumah ibadah, tiga unit fasilitas kesehatan, dan delapan unit kantor pemerintahan, kerusakan jalan sepanjang 12,8 Km, kerusakan 219 hektar lahan pertanian dan 241 hektar lahan persawahan rusak akibat banjir tersebut.
Sebelumnya banjir memang telah sering melanda Luwu Utara di hampir semua kecamatan yang dilalui aliran sungai besar di luwu utara yaitu sungai rongkong, sungai masamba (sungai kula) dan sungai baliase, sungai kanjiro. Banjir menjadi langganan di daerah aliran sungai-sungai itu sehingga menimbulkan kerugian yang sangat besar dan rusaknya lahan pertanian masyarakat.
Penebangan hutan di hulu sungai serta pendangkalan di sepanjang aliran sungai serta pendangkalan di muara sungai ditenggarai sebagai sebab meluapnya sungai-sungai di Luwu Utara.
Sebagai calon Bupati di Luwu Utara, Andi Abdullah Rahim telah menjadikan penanganan banjir ini menjadi program prioritas utama dalam visi misinya..
‘Banjir telah banyak menimbulkan korban jiwa dan kerugian harta serta kerusakan lahan pertanian dan perkebunan di Luwu Utara..Menjadikan LUWU UTARA BEBAS BANJIR adalah Prioritas Utama kami nanti jika dipercaya untuk menjadi Bupati di Luwu Utara. ujar Andi Rahim dalam statusnya di facebook.
Langkah-langkah penanganan banjir di Luwu Utara memang harus komprehensif dan melibatkan semua pihak yang berkepentingan dari pemerintah kabupaten, propinsi dan pusat, masyarakat dan pihak swasta.
‘harus ada road map penanganan banjir di Luwu Utara yang komprehensif dan melibatkan semua pihak dan mencakup penanganan di hulu dan hilir sungai serta program pelibatan masyarakat’ ujar Andi Rahim.
‘Kita harus menjaga hutan kita dari penebangan liar dan melakukan reboisasi secara intensif di gunung dan sepanjang aliran sungai dengan tanaman yang mampu menyerap dan menahan air, Merencanakan bendungan dan irigasi untuk menata dan memanfaatkan secara optimal sumber daya air kita, harus dilakukan pengerukan sungai di sepanjang aliran sungai dan muara sungai sehingga tidak terjadi pendangkalan. Tanggul-tanggul penahan air di beberapa titik juga sudah harus diperkuat dengan menggunakan alat berat dan Geobag dan yang paling penting adalah membangun kesadaran masyarakat untuk bersama-sama dengan pemerintah bergerak dan menjaga agar Luwu Utara bebas banjir..tutup Andi Rahim memberikan gambaran umum menuju Luwu Utara Bebas Banjir.