MAKASSAR, SULAWESI SELATAN – Di tengah hiruk pikuk kota Makassar, sebuah warung kopi sederhana bernama Lapak Kopi Abangda telah menjelma menjadi tempat yang tak terduga bagi para musisi underground.
Lebih dari sekadar tempat menikmati secangkir kopi, Lapak Kopi Abangda kini menjadi panggung bagi para seniman musik keras dan cadas, menawarkan ruang ekspresi yang selama ini sulit ditemukan di kota ini.
Pemilik Lapak Kopi Abangda, Dedi Alamsyah – yang akrab disapa Abangda – adalah seorang musisi yang memahami betul perjuangan dan tantangan yang dihadapi para seniman underground. Berbekal pengalaman dan kecintaannya pada musik, ia membangun sebuah panggung permanen dari beton di bagian belakang warung kopinya. Panggung ini mampu menampung hingga 300 penonton, dilengkapi dengan daya listrik 6000 watt yang memadai untuk kebutuhan pertunjukan musik.
“Saya sendiri berlatar belakang musisi, jadi saya mengerti apa yang mereka butuhkan,” ujar Abangda saat diwawancarai. “Sulitnya mencari tempat untuk manggung, khususnya bagi genre musik seperti hardcore, grindcore, metal, ska, dan punk, mendorong saya untuk menyediakan tempat ini.”
Sejak dibuka, Lapak Kopi Abangda telah sukses menyelenggarakan dua event musik. Kedua event tersebut berjalan lancar dan aman, berkat penerapan sistem keamanan yang ketat. Setiap pengunjung diwajibkan untuk diperiksa barang bawaannya di pintu masuk. Senjata tajam, narkoba, dan minuman keras (miras) dilarang keras dibawa masuk ke dalam area Lapak Kopi Abangda. Pengunjung yang terpengaruh narkoba atau miras juga tidak diperbolehkan masuk.
“Keamanan dan kenyamanan pengunjung adalah prioritas utama kami,” tegas Abangda. “Kami ingin memastikan agar semua orang dapat menikmati pertunjukan musik dengan aman dan nyaman.”
Keberadaan Lapak Kopi Abangda mendapat sambutan hangat dari para musisi underground Makassar. Sultan, salah satu musisi yang telah tampil di Lapak Kopi Abangda, mengungkapkan rasa syukurnya atas hadirnya tempat tersebut. “Sangat sulit menemukan venue yang menyediakan fasilitas memadai untuk genre musik kami di Makassar,” kata Sultan. “Lapak Kopi Abangda menjadi oase bagi kami, tempat kami bisa berekspresi dan berkarya tanpa hambatan.”
Lapak Kopi Abangda bukan hanya sekadar tempat manggung, tetapi juga menjadi wadah bagi komunitas musik underground Makassar untuk saling berkolaborasi dan berkembang. Keberhasilan Lapak Kopi Abangda menjadi bukti bahwa dukungan dan fasilitas yang memadai dapat mendorong perkembangan seni musik, khususnya di kalangan musisi underground. Ke depannya, Abangda berharap Lapak Kopi Abangda dapat menjadi contoh bagi tempat usaha lain untuk ikut mendukung perkembangan seni musik di Makassar.