Makassar, Sulawesi Selatan – Kasus penemuan uang palsu senilai triliunan rupiah di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, terus bergulir dan menimbulkan desakan agar Mabes Polri turun tangan langsung. Ketua Karang Taruna Kota Makassar, Muhammad Zulkifli, mendesak Mabes Polri untuk mengambil alih investigasi, mengingat besarnya jumlah uang palsu yang ditemukan dan potensi keterlibatan tokoh-tokoh penting.
Dalam konferensi pers di Mapolres Gowa pada Kamis (19/12/2024), Kapolda Sulsel, Irjen Pol Yudiawan, mengungkapkan bahwa polisi telah mengamankan barang bukti yang luar biasa besar nilainya. Bukti tersebut meliputi uang palsu dalam mata uang rupiah dan asing, serta surat berharga yang mengejutkan. “Kami menemukan satu lembar fotokopi sertifikat deposito Bank Indonesia (BI) senilai Rp 45 triliun dan surat berharga negara (SBN) senilai Rp 700 triliun,” ujar Irjen Pol Yudiawan. Total barang bukti yang diamankan mencapai 98 item.
Rincian barang bukti yang disita antara lain: Uang rupiah palsu emisi 2016 pecahan Rp100.000 sebanyak 4.554 lembar.Uang rupiah palsu emisi 1999 pecahan Rp100.000 sebanyak 6 lembar.
Uang rupiah palsu pecahan Rp100.000 yang belum terpotong sebanyak 234 lembar.Uang rupiah palsu pecahan Rp1.000 emisi tahun 1964 sebanyak 2 lembar.Uang asing: mata uang Korea Selatan (5.000 won, 1 lembar) dan Vietnam (500 dong, 111 lembar).
Ketua Karang Taruna kota Makassar Zulkifli, dalam keterangannya kepada awak media Jumat malam (20/12), mengapresiasi kinerja Polres Gowa dan Polda Sulsel, namun ia curiga kasus ini melibatkan banyak orang berpengaruh. “Kasus ini bukan kasus biasa. Nilai uang palsunya mencapai triliunan rupiah, bahkan pemberitaan nasional menyebutnya mencapai triliunan rupiah dan melibatkan mata uang negara lain,” tegasnya.
Ia juga menyoroti beredarnya informasi di media sosial yang mengaitkan seorang tokoh politik kenamaan di Sulawesi Selatan dengan kasus ini. Nama Annar Sampetoding disebut-sebut dalam video yang beredar di TikTok. Annar Sampetoding tercatat sebagai salah satu dewan penasehat dalam Tim Pemenangan Andi Sudirman Sulaiman dan Fatmawati Rusdi pada Pilkada Sulsel 2024. Zulkifli yang juga ketua BMI berharap informasi tersebut tidak benar, karena jika terbukti, dikhawatirkan akan mengganggu proses penyelidikan.
“Apalagi kabarnya ada keterlibatan pegawai bank milik BUMN. Tentu ini bukan kasus kecil,” tambah Zulkifli. Ia menekankan perlunya penyelidikan mendalam, terutama mengingat kasus ini terungkap setelah Pilkada serentak di Sulawesi Selatan.