Gowa, Sulawesi Selatan – Program “Gowa Annangkasi,” program 100 hari kerja Bupati dan Wakil Bupati Gowa yang diluncurkan pada 6 Maret 2025 lalu, menuai sorotan di Kelurahan Lembang Parang, Kecamatan Barombong, Kabupaten Gowa. Program yang bertujuan membersihkan ikon-ikon Kabupaten Gowa, termasuk rumah ibadah, Balla Lompoa, dan RTH Syekh Yusuf, ternyata belum sepenuhnya efektif di wilayah ini.
Sepanjang jalan poros Bontopajja, sampah menumpuk di berbagai titik, menciptakan pemandangan yang tidak sedap dipandang mata. Kondisi ini menjadi perhatian serius berbagai pihak, termasuk Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) INAKOR Gowa.
Sarfiah Dg Fuji, pengurus LSM INAKOR Gowa, menyoroti inefektivitas program “Gowa Annangkasi” di Kelurahan Lembang Parang. “Desa lain berlomba-lomba melaksanakan program Bupati, namun Kelurahan Lembang Parang justru acuh,” ujarnya saat dikonfirmasi pada Selasa, 11 Maret 2025. Ia menambahkan bahwa tumpukan sampah di sepanjang jalan poros Bontopajja menjadi bukti nyata kurangnya perhatian Pemerintah Kelurahan terhadap program kebersihan tersebut.
Kondisi ini, menurut Dg Fuji, menciptakan pemandangan yang kurang elok, terutama bagi pengguna jalan yang melintas di jalur tersebut. Ia mendesak Pemerintah Kelurahan Lembang Parang untuk lebih proaktif dalam memantau wilayahnya dan memastikan program “Gowa Annangkasi” berjalan efektif.
“Pemerintah Kelurahan Lembang Parang harus proaktif memantau wilayahnya dan fokus menjalankan Program Bupati Gowa agar tumpukan sampah bisa teratasi dan Lembang Parang menjadi kelurahan yang ramah dan bersih,” harapnya. Dg Fuji berharap agar permasalahan sampah ini segera ditangani untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan nyaman bagi warga Lembang Parang.
Hingga saat ini, belum ada tanggapan resmi dari Pemerintah Kelurahan Lembang Parang terkait kritik yang disampaikan oleh LSM INAKOR Gowa. Media ini masih berupaya untuk mendapatkan konfirmasi dari pihak terkait.
