Makassar,- Sekertaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulsel Dr KH Syamsul Bahri Abd Hamid Lc MA mengisi kajian fiqih di Masjid Cheng Hoo Jln Tun Abdul Razak Gowa pada Selasa (22/8/2023).
KH Syamsul Bahri mengulas masalah bid’ah pada kajian yang berjudul “Mengurai Pemaknaan Sunnah dan Bid’ah Perspektif Fiqih dan Syariat.
Pada sesi pertanyaan, jamaah Masjid Cheng Hoo meminta kepada KH Syamsul Bahri untuk dibukukan materinya hingga bisa dibaca oleh kaum muslim.
“Menarik sekali pembahasan Pak Kiyai, saya sangat tertarik dengan ulasannya. Saya harap ini bisa dibukukan dan dibagikan kepada mereka yang sering mengatakan bid’ah padahal dalam ilmu Fiqih dan ulasan para ulama banyak berbeda pendapat sehingga kita tidak boleh memakai satu pendapat saja,” kata sala satu jamaah masjid.
Dalam ulasannya KH Syamsul Bahri mengutip pendapat 4 imam mazhab dan ulama tentang pengertian bid’ah. Mulai dari makna bid’ah dan pendapat sahabat dan ulama terdahulu.
Setelah menjelaskan pengertian Bid’ah KH Syamsul Bahri mengajak kepada jamaah untuk saling toleran dalam menyikapi masalah bid’ah.
“Tidak semua yang dilakukan nabi bisa diikuti, dan semua yang tidak dilakukan nabi bisa kita ikuti. Misalnya nabi mewajibkan siwak dan juga sholat witir sementara bagi kita itu adalah sunnah.
Ia juga mencontohkan Bilal Bin Rabah dimasa Rasulullah menambahkan kalimat adzan subuh dengan “Assholatu Khoirum minannaum” ketika nabi mendengarkannya dan menyuruh untuk diteruskan.
KH Syamsul Bahri juga menjelaskan sunnah adalah perbuatan, perkataan dan ketetapan Rasulullah swa. Berdasarkan bentuk penyampaiannya oleh Rasulullah, sunnah dibagi menjadi tiga macam, qauliyyah, fiiliyyah, dan taqriyyah.
Lebih lanjut KH Syamsul Bahri menjelaskan sunnah qauliyyah adalah macam-macam sunnah yang berasal dari ucapan Nabi Muhammad saw.
Sunnah fiiliyyah adalah macam-macam sunnah yang berasal dari perbuatan Nabi Muhammad SAW. Perbuatan ini dilihat, diketahui dan disampaikan para sahabat kepada orang lain.
Sunnah taqriyyah adalah macam-macam sunnah yang berasal dari respons Rasulullah terhadap segala perbuatan sahabat yang diketahuinya. Macam-macam sunnah ini berupa perbuatan atau ucapan sahabat yang dilakukan dihadapan atau sepengetahuan rasulallah.
Irfan Suba Raya