BANTAENG – Ketua Lembaga Pemenangan Pemilu (LPP) PKB Sulsel yang juga Caleg DPR RI Dapil Sulsel 1, Dr Syamsu Rizal MI melakukan roadshow sekaligus silaturahmi di beberapa desa di Kecamatan Sinoa dan Kecamatan Uluere, Kabupaten Bantaeng, Kamis (28/12/2023).
Kecamatan Sinoa dan Ulu Ere berada di dataran tinggi Bantaeng, Deng Ical sapaan Syamsu Rizal disambut baik sejumlah bertemu tokoh masyarakat dan pemuda.
Penyambutan yang baik ini menjadi kesempatan Deng Ical mengajak untuk bersama-sama menjadi bagian membangun masa depan.
Deng Ical mengungkapkan banyak anggapan kalau pemilu itu bukan urusan dari masyarakat, melainkan hanya urusan yang punya kepentingan politik baik itu caleg, capres, maupun partai.
“Sedangkan kita ini yang petani, tetap saja mengurusi kebun, sawahta’ (sawah kita). Tukang, buruh urus masing-masing. Banyak sekarang yang berkampanye seperti itu, karena mereka-mereka ini pada hakekatnya tidak ingin berkomitmen panjang,” kata Deng Ical dihadapan warga di
Pemilik nomor urut 1 dari PKB menambahkan bahkan ada masyarakat berpandangan praktis bahwa cukup menunggu saja sesuatu untuk diberikan sesuatu.
“Jadi banyak juga yang mempraktekkan model-model kampanye seperti itu. Pemilu itu dianggap sebagai pesta. Betul pesta demokrasi tetapi karena ada yang bawa sesuatu dan itu mengikat kita secara emosional. Jadi anjomi (itu saja) nipilei deh (dipilih) karena hanya itu yang kirim sesuatu,” beber Deng Ical.
Padahal sambung mantan Wakil Wali Kota Makassar 2014-2019 esensi dari pemilu adalah memiliki jaringan komunikasi untuk bisa dapat lebih baik.
“Yang tadinya kita susah pupuk, karena kita yang petani sudah ada kita “susai” (bikin susah), karena sudah ada DPR ta disini, yang bisa kita minta tolongi langsung sehingga kita yang sudah punya kapasitas sudah bisa menelpon diatributor, bupati, kepala dinas, untuk perhatikan disana,” ungkapnya.
Sehingga ini kesempatan untuk membuka jalur bukan hanya di pertanian, tetapi masalah pendidikan, kesehatan, infrastruktur jalanan, telekomunikasi.
Jadi jangan melihat pemilu itu sederhana, hanya menusuk di bilik suara sesauai apa yang diterima. Tetapi bagaimana terbuka jalur untuk masa depan.
“Sehingga kita tidak hanya pikir diri kita tetapi masa depan anak-anakta’ sudah ada yang membuka jalur. Jadi pemilu itu terbuka jalur transaksi, bukan transaksi dikasi gula, dikasi uang, tetapi transaksi harapan, partai mana memiliki program jelas, orang mana yang kita tau sehingga dia bisa berkomitmen membantu kita di masa yang akan datang,” sambungnya.
Di PKB lanjut Deng Ical memiliki konsentrasi tiga bidang utama. Pertama bagaimana membuat desa mandiri sehingga pembangunan di desa menjadi lancar.
“Programnya kami itu bagaimana membangun desa. Seperti anggaran dari 1 miliar sudah naik jadi 2 miliar. Kedepan itu semua desa minimal 5 miliar yang dikelola. Sehingga paling tidak kalau soal got, drainase, lampu jalan, sarana perranian, tidak perlu lagi menunggu dari pemda tetapi sudah diurus sendiri melalui dana desa,” ungkapnya.
Selanjutnya program kedua bagaimana pemberdayaan pemuda, ibu-ibu memiliki keterampilan dan menjadi tenaga kerja yang memiliki modal keahlian sesuai potensinya.
Serta yang terakhir adalah program pendidikan terbaik dengan anggaran 50 persen. Saat ini beasiswa mulai SD-SMA dan Kuliah S1 sampai S3 dikucurkan oleh PKB melalui dana aspirasi anggota DPR RI.