Makassar,- Dr KH Syamsul Bahri Abd Hamid Lc MA mengingatkan bahaya ajaran sesat yang semakin merajalela khususnya disebagian wilayah Sulsel. Hal ini disampaikan saat menjadi Khotib di Masjid Al-Ikhtiar Perdos Unhas Jln Perintis Kemerdekaan pada Jumat 23 Februari 2024.
Sekertaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulsel ini mengajak kepada jamaah untuk senantiasa menambah wawasan Islam terutama pemahaman yang sesuai dengan Al-Qur’an dan sunah nabi yang telah disepakati ulama agar terhindar dari kesesatan.
Ia melanjutkan salah satu faktor kesesatan dalam Islam adalah memahami ayat ataupun hadis sesuai dengan akal lepas atau pendapat sendiri tanpa melihat refrensi dari ulama terdahulu dan ajaran turun temurun yang valid.
“Jika ada orang yang membahas hadis maka tanyakan dulu sumbernya dari ulama atau kitab mana, jangan sampai ia berpendapat sendiri. Agama Islam sudah jelas dan sempurna, semuanya sudah dijelaskan dalam Al-Qur’an dan hadis yaitu dalam kesepakatan ulama tentang makna dan tinjauannya, ” jelasnya.
Tak hanya memahami Al-Qu’ran dan hadis saja KH Syamsul Bahri juga mengingatkan jamaah agar ilmu agama dibarengi dengan pendapat ulama terdahulu seperti : Ijma shahabat dan tabiin, mazhab shahabat, syariat terdahulu yang terus eksis tidak dibatalkan Al-Qur’an seperti haji dan kurban .Demikian pula pemahaman hendaknya dibarengi dengan qiyas, ihtihsan, istishab, sadd dzariah ,maslahat mursalah,karena semua ini adalah faham Islam yang valid dan tidak bisa dibantah lagi.
Berkaitan dengan perintah untuk memahami sesuai Al-Qur’an dan hadis KH Syamsul Bahri mengutip Firman Allah :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ ۖ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qu’ran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” ( QS. An-Nur: 53).
Dalam hal urusan keyakinan dan ajaran Islam para ulama itu adalah mewakili rasul dan ulil amri yang harus diikuti.
Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Cokroaminoto Makassar ini juga mengingatkan bahaya kesesatan seperti Taklim Makrifat yang viral di YouTube yang memisahkan antara Islam Iman dan Ihsan.
“Islam , Iman dan Ihsan adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dalam hal pengamalan dan ejawantah. Jika ini dipisahkan pelaksanaanya secara tersendiri maka akan cenderung salah dan bisa sesat pemahaman seseorang, ” ungkapnya.
Ia mencontohkan jika seorang melakukan ibadah sholat maka ia telah melaksanakan Islam ,Iman dan Ihsan dalam satu perbuatan.
“Islamnya adalah ia menjalankan syariat sesuai tuntunan dan rukun syaratnya, keimanannya adalah terdorong keyakinan untuk melakukan apa yang disyariatkan Allah dengan menjalankan satu persatu petunjuk syariat dengan keyakinan absah yaitu shalat, puasa dan zakat sebagai buah keimanan pada perintah Allah. Ihsannya adalah rohnya senantiasa tersambung dengan Allah bahwa ia shalat karena beribadah kepada Allah karena Allah, dengan khusyu dan ikhlash. Tuntunannya adalah sesusi apa yang ditetapkan berdasarkan apa yang telah dirumuskan para ulama sepanjang masa,” jelasnya.
Ciri-ciri ajaran yang benar adalah berdasarkan Al-Qu’ran dan hadis yang telah ditetapkan para ulama, keikhlasan dalam beramal, prinsip kehidupan akhirat lebih utama dan hendaklah berpegang teguh pada dalil aqli dan naqli.
Irfan Suba Raya