Mengawal Pemilu Damai Bersama Polri di Tengah Distorsi Informasi

Oleh: DR.H. Abdul Wahid, MA
(Muballigh & Akademisi Makassar)

Polri sebagai salah satu institusi negara yang diberikan amanah oleh undang-undang untuk menjaga keamanan dan penegakan hukum di seluruh wilayah NKRI sejatinya harus siap dalam segala kondisi terlebih diakhir tahun ini ada tiga momen penting yang akan dilalui oleh bangsa Indonesia yakni perayaan natal, tahun baru dan pemilu serentak untuk memilih pemimpin baru yang puncaknya di bulan Februari 2024 mendatang.

Dalam mengawal ketiga momen penting tersebut di atas, maka tugas Polri bertambah berat disebabkan karena ketiga momen ini terjadi dalam waktu yang bersamaan. Belum lagi harapan yang sangat besar dari masyarakat yang dibebankan kepada Polri agar dapat mengawal pileg dan pilpres kali ini dengan baik dan tetap dalam situasi kamtibas yang baik.

Untuk itu seluruh jajaran Polri mau tidak mau harus mempersiapkan diri untuk mengemban tugas berat tersebut demi mendorong jalannya pemilu yang damai dan berkualitas.

Pada pemilu tahun 2024 diketahui 24 parpol yang ikut berlaga, 508 calon anggota DPR RI serta terdapat tiga pasangan capres dan cawapres.

Mencermati kondisi ini, maka keberadaan jajaran Polri sesuai dengan undang-undang wajib memposisikan dirinya sebagai wasit yang baik dan tetap menjaga netralitas yang tidak berpihak kepada calon manapun, agar jalannya kontestasi atau pertandingan berjalan dengan baik.

Dengan sikap netralitas Polri, maka masyarakat tidak hanya akan bertambah cinta dan percaya terhadap kerja-kerja kepolisian, namun lebih dari itu akan turut mendorong terwujudnya pemilu yang aman, damai serta demokrasi yang berkualitas sesuai dengan amanah konstitusi dan tujuan kita bernegara yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Diantara persoalan yang cukup signifikan dan menjadi tugas berat bagi Polri adalah adanya sebaran informasi yang sangat cepat dan massif terutama di media sosial.

Diketahui bersama bahwa informasi dari media sosial sangat cepat dan tak terbatas sehingga distorsi informasi tak terelakan.

Banyak informasi yang dikonsumsi masyarakat bernuansa hoaks, ujaran kebencian, provokatif yang semua ini sangat berdampak buruk terhadap situasi kamtibmas terlebih dalam momen perayaan natal, tahun baru dan pelaksanaan pileg dan pilpres.

Oleh karena itu dalam menghadapi hal tersebut Polri didorong untuk terus meningkatkan sinergitas denagn jajaran TNI dan instansi terkait serta yang tidak kalah pentingnya adalah melibatkan tokoh-tokoh agama dan masyarakat agar bersama-sama memberikan edukasi politik kepada masyarakat terutama generasi milenial yang memang diketahui banyak menghabiskan waktu di dunia maya.

Sinergitas antar Polri dan semua komponen bangsa mutlak dilakukan, karena persoalan bangsa kita sangat berat sehingga tidak mungkin bisa diselesaikan oleh sekelompok atau segelintir orang di republik ini. Hal ini sejalan dengan pepatah lama “bersatu kita teguh bercerai kita runtuh, berat sama dipikul dan ringan sama dijunjung”.(*)

Pos terkait

banner 300600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *