Menanti Pemimpin Baru Indonesia: Masyarakat Dihimbau Tetap Kompak dalam Menjaga Kamtibmas

Oleh: DR.H.Abdul Wahid, MA
(Akademisi & Muballigh Makassar)

Masyarakat Indonesia sebagai pemegang saham tunggal dalam menentukan roda pemerintahan serta estapet kepimpinan daerah dan nasional di masa yang akan datang, maka sudah sejatinya turut aktif dalam menentukan mana sosok pemimpin yang paling tepat dalam menahkodai negara yang berpenduduk 280 juta, lima tahun mendatang.

Karena kapan rakyat Indonesia salah atau tidak selektif dalam menjatuhkan pilihannya pada pemilu 2024 mendatang, maka konsekuensinya rakyat pula yang akan menanggung akibatnya untuk masa lima tahun yang akan datang. Untuk itulah kualitas demokrasi kita akan sangat baik jika tingkat partisipasi masyarakat dalam mengikuti proses pemilu meningkat secara signifikan, baik pada konteks pileg maupun pilpres.

Menariknya dalam pemilu tahun 2024 mendatang suara dari kalangan generasi milenial sangat besar presentasinya hingga mencapai 56,45% dari total keseluruhan pemilih. Hal ini berarti generasi milenial harus dijadikan sebagai skala perioritas oleh para caleg dan capres-cawapres. Generasi milenial pada umumnya lebih masuk kategori rasional dan objektif dalam menilai kandidat (calon).

Maka dari itu para kontestan harus cermat dan kreatif dalam berkampanye terutama melalui media sosial karena generasi milenial ini mereka lebih banyak konsentrasinya pada informasi media sosial dibandingkan dari para tim sukses di lapangan.

Terlepas dari itu yang tidak kalah pentingnya dan tidak boleh bosan disampaikan kepada masyarakat yaituh sikap kita dalam melihat perbedaan pilihan politik. Artinya dalam menyikapi perbedaan pilihan politik pada pemilu 2024 mendatang mutlak kita sebagai bangsa tidak perlu alergi atau saling membenci karena adanya perbedaan pilihan diantara sesama anak bangsa, karena seluruh calon yang telah ditetapkan oleh KPU pada dasarnya adalah baik dan secara administrasi lengkap, maka dari itu tinggal masyarakatlah yang berhak untuk memilah dan memilih mana yang terbaik dari semua calon yang ada.

Dalam negara demokrasi seperti Indonesia, tidak mungkin perbedaan pilihan dapat dihindari. Untuk itu kedewasaan kita sebagai bangsa sangat diharapkan demi menjaga situasi kondusif dan kamtibmas di wilayah kita masing-masing.

Dalam perspektif Islam, perbedaan bukanlah sesuatu yang tercela karena Tuhan sendiri sejak awal telah menciptakan kehidupan manusia dari beraneka ragam suku, agama, ras, etnis, bangsa dan seterusnya namun yang dilarang oleh agama ialah jangan sampai karena adanya perbedaan kemudian berdampak pada disintegrasi (perpecahan) sesama anak bangsa.

Kehadiran pemilu adalah bagian dari pesta demokrasi lima tahunan, namanya pesta sudah seharusnya dinikmati dengan suka cita tanpa harus ada kebencian diantara anak bangsa, karena siapa pun yang terpilih dalam kontestasi politik pada pemilu 2024 pada hakikatnya yang menjadi pemenang adalah seluruh rakyat Indonesia baik yang memilihnya maupun yang tidak.

Untuk itu, kesadaran seperti ini harus menjadi prinsip kita sebagai bangsa sehingga seluruh proses pesta demokrasi ini akan dapat dilalui dengan baik, aman dan tentram tanpa harus meninggalkan kebencian diantara anak bangsa (*)

Pos terkait

banner 300600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *