Maraknya Issue Politik Uang Yang Menjadi Induk dari Korupsi, Ini Kata Pemuda Sorowako

LUTIM,- Money Politic/Politik Uang bukanlah hal yang baru bagi kita. Hal tersebut sering kali terjadi menjelang PEMILU atau issue 5 tahunan, dimana suara masyarakat dapat diperjual belikan oleh oknum untuk dapat duduk dikursi kekuasaan tertentu.

“perhelatan politik atau pemilu semakin dekat bahkan tinggal menghitung hari, namun yang terjadi hari ini di lingkungan masyarakat sudah jarang lagi pembicaraan tentang bagaimana proses pengawalan gagasan ataupun pengawasan program yang menjadi perbincangan yang notabene seharusnya menjadi issue hangat untuk mengawal proses pembangunan luwu timur 5 tahun kedepan malah sebaliknya issue praktek money politic/politik uang lah yang gencar dan massif didengar oleh masyarakat yang bisa saja mengakibatkan rusaknya tatanan demokrasi.” Suam.

Elemen pemuda juga menyoroti dampak luar biasa issue politik uang ini dan mengingatkan kepada masyarakat agar tidak terpengaruh dengan issue tersebut.

“Kasihan masyakat dibodohi dengan oknum yang hanya ingin memaksakan kekuasaan dengan nominal uang dari isi dompet mereka bukan dengan issue pengawalan pembangunan dan program untuk kemajuan daerah kita, ditambah lagi issue ini membuat risih kita sebagai masyarakat. Saya berharap masyarakat dapat berpikir dengan baik untuk mewujudkan sistem demokrasi yang baik.” ucap Jabir.

Selain daripada itu, maraknya pembahasan issue money politic/politik uang ini membuat masyarakat juga bertanya-tanya tentang tugas dan wewenang yang dimandatkan untuk mengawasi jalannya proses pemilu ini.

“Dalam perjalanan pemilu ini pemahaman-pemahaman tentang dampak money politic/politik uang ini sangat penting untuk diberikan kepada masyarakat, ini yang seharusnya massif untuk dilakukan oleh pihak yang diberikan mandat untuk mengawasi proses pemilu ini, meskipun itu menjadi tugas kita bersama. Kami berharap pihak yang diberikan mandat ini menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya sebab topeng perpolitikan dengan gaya seperti ini sangat merusak tatanan demokrasi.” tutup Irzyad.

Pos terkait

banner 300600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *