Dakwah Digital di Era Milenial, Kaswad Sartono:Pemberdayaan Generasi Milenial sebuah Keniscayaan

Makassar (5/3/2024). Ketua Tanfidziyah Nahdlatul Ulama Kota Makassar Dr KH Kaswad Sartono, M.Ag didaulat sebagai narasumber bersama Ketua Baznas Kota Makassar Dr. H.M. Ashar Tamanggong, MA yang juga Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama dalam acara Pembinaan Muballigh/ah menghadapi bulan suci Ramadhan 1445 H yang dilaksanakan di Aula IMMIM Makassar (5/3/2024).

Dalam pengantarnya, Kaswad Sartono memaparkan keunggulan dan tantangan Kota Makassar dalam perspektif Dakwah Islamiyah sebagai Kota Metropolitan sekaligus pintu gerbang Kawasan  Indonesia bagian Timur.

Paparan “plus-minus” Kota Makassar menurut Kaswad yang juga Kepala Biro Administras Akademik dan Kemahasiswaan UIN Alauddin Makassar ini menjadi penting terutama dalam konteks program perkuatan keimanan umat yang dicanangkan Walikota Makassar Ir. H. Mohammad Dhani Pomanto.

Di hadapan muballigh/ah dan imam se Kota Makassar mengurai kriteria dan karakter 5 (lima) generasi masyarakat Indonesia saat ini, mulai generasi Baby Boomer, Generasi X, Generasi Milenial, Generasi Z, dan Generasi Alpha.

Berdasarkan kriteria dan karakter masing-masing itulah Kyai Kaswad berpendapat bahwa dalam menyusun model dakwah yang efektif di era milenial khususnya dalam dakwah di bulan Ramadhan sekaligus mengarah kepada program pengajian lorong, maka pemberdayaan generasi milenial menjadi sebuah keniscayaan. Bukan sebatas menjadi objek tapi juga menjadi subjek dakwah.

“Ada empat hal yang perlu mendapat perhatian semua pihak dalam rangka efektivitas dakwah di era milenial di Makassar yaitu penguatan kemitraan ulama-umara; kompetensi dan keselamatan muballigh; pemberdayaan generasi milenial; dan maksimalisasi desain dan konten dakwah secara digital”. Tutur Kaswad Sartono.

Walikota Makassar Ir. H. Mohammad Dhani Pomanto yang biasa dipanggil “Pak Dhani” dalam sambutannya menekankan pada tiga hal sebagai strategi dakwah di bulan Ramadhan 14dialogdenganu yaitu pertama pentingnya dakwah yanugsejuk dan mendidik pasca Pemilu 2024; Kedua, perlunya model dakwah yang dialogis, terutama di kalangan generasi muda; Ketiga, kebersatuannya seluruh komponen umat untuk mencegah berkembangnya patologi sosial antara LGBT, penyalahgunaan narkoba, dan perilaku kekerasan dan intoleransi dalam berbagai aspek kehidupan di kota Makassar.

Pos terkait

banner 300600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *