MAKASSAR,- MW KAHMI Sulawesi Selatan menggelar Talkshow “Sulsel Moslem Friendly Tourism” di Hotel Al Madera Makassar, 26 Juni 2023.
Talkshow diinisiasi Ketua Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif MW KAHMJ Sulsel, Rachmat Sasmito, S.T. Dalam sambutannya. Ia menyampaikan latar belakang kegiatan diadakan termasuk adanya 5 potensi destinasi di Sulawesi Selatan dan perlunya Sulawesi Selatan dikenal di Indonesia selain Bali. “Kita memerlukan Roadmap Moslem Friendly Tourism yaitu peta wisata yang ramah Muslim”, urainya Rachmat Sasmito. Talkshow dibuka oleh Koordinator Presidium MW KAHMI Sulsel, Prof. Dr. Mustari Mustafa, M.Pd yang juga pernah menjabat sebagai Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Bangkok. “KAHMI mendukung dan siap terlibat dalam mendesain Naskah Akademik utk Roadmap. KAHMI akan mendorong peningkatan ekonomi melalui potensi ekopariwisata dan kuliner tourism termasuk MICE tourism”, tegas Prof. Mustari Mustafa.
Pembukaan dihadiri Koordinator Presidium MW KAHMI Sulsel Prof. Dr. Mustari Mustafa, M.Pd, Presidium MW KAHMI Sulsel Ir. Bahtiar Manadjeng, S.P, Sekretaris Umum MW KAHMI Susel Hidayah Muhallim, S.IP, M.A, Dewan Pakar MW KAHMI Sulsel Baharuddin Solonging, Ketua Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif MW KAHMI Sulsel Rachmat Sasmito, ST, Presidium MW FORHATI Sulsel Andi Syahruni Aryanti, S.P selaku Moderator Talkhow, Sekretaris Umum MW FORHATI Sulsel Andi Sri Wulandani, S.IP, M.Hum selaku MC dan Wasekum MW FORHATI Sulsel Farah Pratiwi Natsir, S.E selaku Sekretaris Panitia dan Ekawaty Dewi, S.P, M.M selaku Bendahara Panitia.
Hadir selaku Narasumber H. Andry Arief Bulu, S.E, M.M (Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah Sulawesi Selatan), Adil Nurimba (Direktur Sulawesi Travel), Safri Haliding (Jakarta Tourism Forum).
Andry Arief Bulu menyampaikan strategi BPPD terhadap Moslem Friendly Tourism di antaranya menjadikan Sulsel sebagai destinasi wisata yang ramah muslim, memberikan kajian halal lifestyle dan promosi produk halal Sulsel serta mengenalkan kembali sejarah KeIslaman Sulsel. Sedangkan Safri Haliding mengingatkan potensi wisata yang besar, “Potensi wisata halal besar. Ke depan akan ada 3 M penduduk Muslim sehingga perlu ada wisata ramah Muslim. Wisata halal tidak mengurangi apa yang ada namun menambah unsur kehalalannya yang menjadi opsi wisatawan muslim. Yang harus dilakukan adalah membuat masterplan, regulasi dan membentuk tim percepatan pengembangan pariwisata” urainya. Adil Nurimba sendiri mengurai persoalan di lapangan selaku praktisi travel wisata, “Persoalan kebersihan yang dipertanyakan wisatawan. Kendala visa juga menjadi persoalan. Regulasinya agak panjang”, ujarnya.
“Diskusi ini berharap dapat menjadikan Sulsel sebagai destinasi utama untuk Moslem Friendly Tourism dan beberapa rekomendasi diperlukan”, tutup Moderator Andi Syahruni Aryanti.
Peserta talkshow terdiri atas unsur MW KAHMI-FORHATI Sulsel, Pelaku Usaha Pariwisata terdiri dari Hotel, Rumah Makan dan Travel, Instansi Pemerintah dan Swasta, HMI dan KOHATI, Mahasiswa Pariwisata dan Media.