MAROS,- Bupati Maros H.A.S.Chaidir Syam, kembali mencanangkan Gerakan Wakaf Buku ASN di seluruh jajaran OPD Kabupaten Maros, Camat, Lurah, Kepala Sekolah pada 1 September hingga 14 September 2023. Himbauan dan penyampaian tertulis Bipati Maros, Chaidir Syam tertuang dalam surat edaran bernomor 481.3/DISPERSIP yang ditandatangani Chaidir Syam dan disebarkan keseluruh Perangkat OPD, Camat, Lurah dan para Kepsek di Kab.Maros.
Menurut Chaidir Syam, kegiatan ini menghimbau secara tertulis maupun lisan kepada paraq ASN untuk ikut serta terlibat mewakafkan buku yang masih layak dibaca untuk segera disalurkan kepada Perpustakaan Desa, Lorong, Sekolah dan Komunitas baca yang ada di Maros. Selain memberikan para ASN Maros ikut serta memberikan dukungan Program Perpustakaan Nasional dan IKA BKPRMI yaitu Gerakan Sau Masjid, Satu Perpustakaan, Kab. Maros adalah kabupaten pertama yang menerapkan dan mencanangkan Gerakan Satu Masjid Satu Perpustakaan di Kabupaten Maros, pada 2022 lalu.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Maros, Amiludin A, menegaskan kalau pihaknya juga meramaikan Bulan Gemar Membaca Kabupaten Maros yang dimulai 1 September 2023 hingga 14 September 2023. “ Tahun ini adalah tahun kedua Bapak Bupati Maros Chaidir Syam mencanangkan Bulan Gemar Membaca Kabupaten Maros, sebelumnya pada 2022 juga beliau mencanangkan” papar Amiludin A, Jumat 1 September 2023. Karena itu, Amiludin A juga menghimbau kalaui pusat pengumpulan wakaf buku bertempat di Kantor Bupati Maros, mulai pukul 09.00 pagi sampai selesai.
Sementara itu, Deklarator Perkumpulan Penulis Profesional Indonesia Pusat, Bachtiar Adnan Kusuma, sepakat memberi apresiasi tinggi langkah dan terobosan Bupati Maros Chaidir Syam, ikut terlibat mendorong para ASN mewakafkan buku-buku miliknya untuk disalurkan kepada perpustakaan yang ada di Kabupaten Maros. Dan, apa yang digerakkan Bupati Chaidir Syam melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Maros adalah contoh dan teladan bagi pimpinan daerah di Sulawesi Selatan maupun di Indonesia. Bayangkan saja, kata BAK, Indonesia dengan jumlah penduduk terbesar 273,8 juta jiwa hanya mampu menerbitkan buku baru pertahun sekitar 28.512.996 buku. Artinya jika saja penduduk dengan 273,8 juta jiwa, maka kita membutuhkan kekurangan buku sekitar 792.887.004. Ironis memang, buku baru terbit di Indonesia dibaca 90 orang, padahal UNESCO menetapkan kalau Indonesia mestinya satu judul buku baru dibaca tiga orang. “ Nah, kita darurat akses buku Nasional. Dan kita patut bersyukur karena di tengah keterbatasan akses buku bermutu, Bupati Maros Chaidir Syam menggerakkan ASN Maros agar ikut terlibat memberi jalan keluar tingginya kebutuhan sumber bacaan bagi perpustakaan desa, lorong, dan sekolah di Maros” kata BAK.