MAKASSAR,- Kerjasama segitiga institusi Nahdhatul Ulama (NU) Makassar-Sulawesi Selatan yaitu Lembaga Perguruan Tinggi NU (LPTNU) Sulsel, PW GP ANSOR, dan Pengurus Cabang NU (PCNU) Kota Makassar menyelenggarakan Lailatul Ijtima’ pada malam Jum’at, 21 September 2023 di rumah kediaman Ketua PCNU Makassar Dr KH Kaswad Sartono, M.Ag.
Prof. KH. Hamdan Juhannis, MA. Ph.D selaku Ketua LPTNU Sulsel dalam sambutannya menyampaikan bahwa tradisi NU ber-lailatul ijtima’ di samping sebagai tradisi berkumpulnya para kyai dan alim ulama NU dalam pembahasan keumatan, juga menjadi momentum penting dalam membangun konsolidasi dan penguatan organisasi baik secara kultural maupun struktural.
Hamdan Juhannis yang juga Rektor UIN Alauddin Makassar itu dengan gaya khasnya menyampaikan bahwa warga NU itu ada beberapa kategori, ada kategori NU administratif karena memiliki Kartu Tanda Anggota (KTA), ada kategori NU kultural karena memiliki teman dan lingkungan yang NU, ada kategori NU genetik karena memiliki orang tua dan keturunan Nahdliyyin, dan ada juga kategori NU Struktural karena yang bersangkutan memiliki kedudukan dan tanggung jawab sebagai pengurus NU.
Lebih lanjut, Prof Hamdan juga memberikan apresiasi yang tinggi atas penyelenggaraan lailatul ijtima’ dan kehadiran para kyai, ulama, pimpinan dan dosen UIN, Pengurus PCNU, GP Ansor Sulsel dan secara khusus kepada KH Kaswad Sartono selaku shohibul bait sekaligus Katua PCNU Makassar; Ketua Ansor Sulsel H. Rusdi Idrus; wakil ketua PWNU Prof Dr. KH. Kamaluddin Abunawas M.Ag; serta Ketua Tanfidziyah PWNU Sulsel Gurutta Dr KH Hamzah Harun, Lc, MA.
KH Hamzah Harun dalam taushiyahnya menyampaikan bahwa Lailatul Ijtima’ seperti malam ini sangat penting bagi NU di Sulawesi Selatan baik secara jam’iyah maupun jamaah, baik secara struktural maupun kultural yaitu meliputi tiga hal yaitu masalah penguatan organisasi (taqwiyah al-jam’iyyah); pengelolaan organisasi (tandhim al-jam’iyyah); dan memelihara organisasi (riayah al-jam’iyyah).
Kemudian, kapasitas sebagai Ketua Tanfidziyah PCNU KH Kaswad Sartono di hadapan jamaah lailatul ijtima’ juga menyampaikan bahwa menghadapi tahun politik 2024, kembali menegaskan bahwa NU dalam politik praktis tetap istiqomah dalam “khiththah 1926” sesuai yang digariskan PBNU, namun secara individual dan kultural juga diharapkan memiliki ikatan kuat bagi suksesnya beberapa kader dan warga NU yang ikut kontestasi politik sebagai calon legislatif baik tingkat kab/Kota, provinsi maupun DPR RI.
Lailatul Ijtima’ yang mengangkat tema “konsolidasi penguatan jam’iyyah Aswaja an-Nahdliyah” itu hadiri para pengurus inti LPTNU Sulsel, pejabat/Akademisi UIN Alauddin, GP Ansor Sulsel, PCNU Kota Makassar, Lembaga/badan otonom NU Makassar; juga utusan MWC Kecamatan se Kota Makassar.