Rahman Pina Buka Suara Terkait Maraknya APK Bukan Coba Coba

MAKASSAR,- Nama Politisi Golkar Sulsel, Rahman Pina, tiba tiba menyita perhatian publik Makassar. Dua hari terakhir, Alat Peraga Kampanye (APK) dengan tagline Bukan Coba Coba, banyak bertebaran di jalan jalan utama Makassar. Tidak tanggung tanggung, APK tanpa foto dengan warna dasar hitam itu, terpajang di bando bando jalan dan billboard yang diketahui berbiaya mahal. Di sudut atas tertulis logo RP, dan ada nama Rahman Pina dengan warna dasar putih.

Kepada media usai ngopi bareng di warkop Abangda, Jl Hertasning, Rabu 15 Mei 2024, ketua fraksi Golkar ini menyampaikan apreasi atas kreatifitas para relawannya. “Saya terimakasih atas kreatifitas itu, saya sempat tanya ke mereka, kenapa tidak pake foto. Dijawab itu sudah terlalu umum, jalan jalan sudah seperti arena lomba senyum pepsodent, dari pileg hingga pilkada. Beragam senyum ditampilkan dengan pose berbeda. Kita muncul dengan konsep berbeda, saya maklum,”katanya mengawali pembicaraan.

Saya juga bertanya ke teman teman tim kreatif, kenapa mesti taglinenya ,”Bukan coba coba?” Katanya, itulah gambaran fenomena pileg dan Pilkada belakangan ini. Banyak orang sekadar coba coba ikut pileg, ikut pilkada, kurang perhitungan, kurang analisa, sekadar ikut meramaikan. Nanti s gagal baru sadar bahwa ternyata ongkos kegagalan event politik itu sangat mahal. Sementara dalam kamus saya, setiap pertarungan politik, harus kita menangkan, tidak latah sekadar numpang lewat, ikut ikutan mau populer, dan terpenting, selalu ada edukasi bagi para politisi muda untuk bahan referensinya.

Rahman Pina yang sudah empat periode terlilih jadi anggota DPRD, dua periode di Makassar dan Sulsel ini, menceritakan betapa ia di awal karier politiknya, orang selalu mengatakan, itu misi imposible. “Sejak awal di karier politik, selalu berbenturan dengan tokoh tokoh besar. Tapi alhamdulillah selalu berakhir dengan kemenangan. Kenapa? Karena saya selalu bekerja dengan data, bergerak dengan konsep, melangkah dengan keyakinan, fight dan bukab coba coba,”katanya.

Sama dalam pileg kemarin dan pileg sebelumnya. Dalam pileg 2024 ini, semua orang ragu saya tak mungkin terpilih lagi. Alasannya, tidak ada caleg lain yang bisa menopang suara dari bawah, tak ada caleg sedapil yang bisa mendapatkan suara banyak. Tapi setelah saya buat konsep pemenangan. Saya hitung peluang dan tantangannya, saya bilang ke tim, bismillah, kerja dan kerja. akhamdulillah lolos. Tak hanya lolos, saya dapat suara tertinggi di dapil.

Begitupun terkait putri dan anak mantunya yang lolos di DPRD Makassar dan Takalar. Putrinya, Eshin Usami Nur Rahman, yang lolos di DPRD Makassar, melampauhi suara wakil ketua DPRD, Andi Nurhaldin Nurdin Halid, juga tak pernah dibayangkan orang.

“Kepada anak saya bilang, dalam kontestasi politik itu tak ada pemberian, harus kerja keras, sungguh sungguh. Peluang semua orang sama, pemenangnya adalah keseriusan, bukan sekadar ketokohan dan uang. Alhamdulillah juga berhasil. Sekadar diketahui Eshin Usami adalah putri kedua Rahman Puna yang lolos ke DPRD Makassar di dapil Manggala Panakkukang. Ini sekaligus rekor baru di ajang Pileg di Makassar, ayah anak bisa terlilih bersamaan. Sementara anak mantunya, Ichsan, yang baru saja menikahi putri pertama Rahman Pina, Ainun Djalilah, juga terpilih jadi anggota DPRD Takalar.

Terkait peluangnya maju menjadi calon Walikota Makassar, politisi asal Enrekang ini mengaku fight dan akan menampilkan kejutan baru. “Tunggu saja, pasti ada kejutan baru,”katanya penuh semangat.

Meski harus bersaing dengan Munafri Arifuddin untuk bisa meraih tiket Golkar, Ketua Komisi E DPRD Sulsel ini tak kendor. “Ujung dari proses ini kami akan saling mendukung, pak Appi sudah dua kali bertarung, tentu dari sisi popularitas, tak mungkin saya bisa kalahkan dalam waktu singkat. Tap kalau trend keinginan publik ke saya terus meningkat seperti sekarang, kami akan berdiskusi di ujung, siapa yang lebih siap bertarung,”katanya. (…)

Pos terkait

banner 300600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *